Fatamorgana



Ketika rintik-rintik mawar itu jatuh mengguyur kelembutan hati
Disana tetap kokoh bersemayam sebuah asa pada sesosok makhluk nan indah
Tak hanya indah dimata
Namun juga terasa hangat saat melantunkan lembut namanya dikedalaman jiwa
Seperti merpati putih terbang membelah sang surya
Nama itu mengebaskan sayapnya dalam ruang kalbu

Jika tiada lembayung yang membayang akan beratnya beban
Aku akan terus menyanggupi naluri ini untuk merusak sang suci
Namun haru itu menyergap kala aku teringat pada keagungan Raja Diraja
Seperti berhiaskan lumpur yang pekat
Aku membisu dalam suasana kalbu yang tak tentu

Akan ku bawa kemana segala asa yang ada
Kini hanya hampa dalam semu aura yang menghantam fakta
Bahwa dunia tak seindah alam dalam khayal fatamorgana

Lautan Biru Dihatiku



Meski telah kududukan raga ini dibawah rembulan
Namun hati ini tak kunjung menyapanya
Dengan keras tetap keukeuh padamu
Tak ingin berkhianat pada selainmu

Bila bukan karena ia yang telah memilihmu
Aku tak ingin mengirim banyak waktu untuk tetap berdiri pada kehampaan ini
Namun lagi, ku redam segala egois diri
Aku hanya ingin membuatnya mengalir seperti apa inginnya

Kini kumohon, meski tak ada seorangpun yang mengingini ini
Tetaplah bertahan
Karena jalan Alloh tetap yang terbaik
Yang kupercaya hingga akhir jasad ini menapak di bumi

Bukan karena kelemahanku sebagai insan tiada arti
Namun lagi, iringan jalan panjang yang telah ku tempuh
Ini yang ku yakin kan mengantarkan jiwa-jiwa kita pada Sang Maha Raja
Bukan karena egois diri
Bukan karena hanya ingin terus memeluk jasad tanpa celah yang ku ingini
Namun lagi, putih itu telah memilih biru dalam jiwamu
Maka tetaplah menjadi air yang seolah membiru dalam lautan cinta dihatiku
Dengan riuh merdu terdengar menyejukan telinga tatkala putih itu merindu biru


Kiasan



Jika aku yang menyinari bulan maka akulah bintang
Namun bintanglah yang menyinari bulan, maka aku bukan siapa-siapa disini
Kemudian aku melihat diufuk seonggok daging yang kian membusuk
Menusuk hati setiap yang melihatnya
Tak rela jika ia disebut sebagai insan
Adakah yang lebih suci dari sang bintang?
Mengapa kehadiranku rasanya lalu tergerus dengan raflesia
Membuat mawar seolah tak ada hebatnya

Kian mendalam hujatan itu duniaku lontarkan pada raflesia
Membusuk saja sana
Jadilah malaikat bagi budakmu
Aku seperti malaikat yang mengutuk setiap lakumu
Menggilas tiap jengkal langkahmu

Penjara itu kian membara dalam lahap api
Seberapa dingin api itu?
Aku berwajah kelam saat mengingat raflesia
Seakan mengenyahkan segala ajar budi pekerti dari pahlawan tanpa tanda jasa
Memang harus seperti apa lagi?
Inilah dunia, penuh dengan hasut syaitan yang menjerumuskan

Jangan!
Jangan! biarkan tangan-tangan penuh dosa itu menggenggamku
Aku harus bersuci meghadap Alloh
Aku tak rela sebongkah daging itu menjadi kelabu
Jadilah putih, suci, bersih
Lalu antarkan jiwaku dalam kedamaian menuju Rabb ku

Kuharap Tidak Menyakiti Bulan



Tatkala ada senyum ramah yang ia dapat dari mereka, ia merasa bahwa hidup itu benar-benar hidup. Meski entah apa maksud dari senyum itu. 
Ia berharap tiada maksud tersendiri dibaliknya. 
Ia begitu sensitif ketika ada seseorang yang memandang bulan dengan mata yang berbeda. Membuat hati rasa bergemuruh akan sesuatu yang tak pasti. 
Merasa berbeda dan terasing. 

Saat bulan menjalankan amanah yang Alloh berikan padanya, ia pun terus berotasi diatas bumi dengan kemampuan yang ia miliki. 
Namun, bagaimanapun ia tetaplah bulan, ia memiliki perasaanya sendiri. 

Bulan mencoba dengan penuh keikhlasan untuk selalu berporos pada perintah Alloh. Menjauhkan segala ego untuk menghancurkan manusia yang ia lihat dari atas sana, yang dengan sangat angkuh telah menghianati amanah Rabbnya. 

Bulan selalu tersenyum pada siapapun, dimanapun. Namun, bulan hanyalah bulan, bagaimanapun ia tetap bulan yang memiliki rasanya sendiri, memiliki perasaannya sendiri. 

Bulan tersakiti hatinya tatkala melihat dengan cahaya penuhnya, bahwa khalifah-khalifah itu terus saja melakukan kemungkaran diatas pijakan yang sama dengannya. 

Bulan tiada mengerat mereka dengan kegelapan, namun cahaya penuhnya tetap menjadi favorite. Sebenarnya ia muak, ia benci, jika khalifah-khalifah tak tahu diri itu memujinya. Penahkah merasakan bahwa bulan memberikan senyum terpaksa pada cahayanya? 
Tahukah, seharusnya ada yang lebih peka terhadap bulan, ia tak ingin disakiti dan tak ingin melihat penghianatan bertubi-tubi kepada Rajanya. 

Sebuah Episode



Ini tentang sebuah kalimat 
yang membuat saya makin mantap untuk terus mengarungi kehidupan 
ditengah himpitan masalah yang terasa begitu mengerat 
hingga diri ini rasanya tak kuat untuk terus bertahan.
Saksikanlah,

“Sepelik apapun persoalan hidup Anda hari ini, teruslah berjalan. 
Meski sepertinya tak ada jalan, 
terus saja berjalan, maka engkau akan bertemu jalan!”
Sampai jumpa di PUNCAK!! (Ahmad Rosadi Lubis 118)

Ketika masalah itu datang bertubi-tubi pada seseorang, 
hingga ia merasa tiada lagi daya yang dapat dilakukan untuk menangani masalah tersebut, 
maka masalah itu akan terus menjadi penghalang baginya untuk menemukan kemerdekaan, 
kemenangan yang sebenarnya telah Alloh siapkan untuknya di masa depan. 

Ketika masalah itu mendatangi saya, 
dan saya telah berusaha semampu saya untuk senantiasa berikhtiar 
dan menyerahkan segala sesuatunya pada Alloh, 
Alhamdulillah, Alloh memberi saya hasil yang indah. 

Namun, seketika saya terlalai akan segala kemudahan itu, 
hingga Alloh memberikan lagi kepada saya masalah yang serupa, 
kembali saya selalu terngiang-ngiang petuah-petuah dari sahabat-sahabat saya, 
bahwa segala sesuatunya hadapilah dengan penuh keyakinan akan kuasa Rabb semesta alam, 
bahwa Alloh memberikan cobaan kepada hamba-Nya bukan tanpa maksud, 
pasti ada akhir yang indah dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. 

Suatu ketika pernah saat saya mendapat beberapa peristiwa yang sama hingga beberapa kali,
dan saya maknai itu semua sebagai sebuah ujian dari Alloh, 
lalu pada saat itu saya berfikir bahwa ‘apa benar ini ujian?’ 
rasanya ingin menyerah dengan semua itu, 
sudah seperti terjatuh dalam titik terendah 
saat hari-hari saya lalui dalam lingkungan yang seakan menyeret saya kedalam lembah 
yang berisi para penjajah nurani, 
seperti tak ingin meneruskan hingga kedepan, 
dan ingin usai dititik ini. 
Meski dalam hati alhamdulillah selalu dinaungi dengan keyakinan penuh 
bahwa segala sesuatunya akan berakhir indah 
jika Alloh tujuan dari semua yang saya lakukan. 

Namun, fakta yang menghadang saya seolah menyiutkan nyali saya untuk tetap bertahan, 
saya yakin bahagia itu telah menanti saya di masa depan, 
dengan kunci bahwa tetaplah bertahan dalam keyakinan ini, 
hanya untuk Alloh Rabb alam semesta. 
Dan bersabar adalah proses yang harus saya azzamkan dengan kuat.

Sampai jumpa di PUNCAK!

Kelas Pertama 16.03.15



Dalam detik, saat jantung ini masih setia dengan irama yang sama
Aku berfikir akan indahnya karunia Alloh
Bahwa tadi sempat Alloh paparkan sebuah peristiwa
yang begitu menggerogoti semangat ku untuk kian bersemangat dalam berkarya

Namun, disatu sisi didalam diri ini
Terdapat sedikit sirat kecewa
Mengapa bukan aku yang seperti itu?
Yang menginspirasi itu, dan yang membuat kagum berpasang-pasang mata itu
Mengapa bukan aku?

Maaf

Hanya saja, itu lintasan fikir dari orang awam seperti ku
Dan aku selalu mencoba memberi motivasi terbaik
pada ruh dan jasad ini untuk menjadikan Mu sebagai tujuan tetap
yang utama dalam setiap hembus nafas dan amanah ruh dalam jasad ini
Berapapun banyaknya anugerah lain
yang ku lihat dari insan-insan nan pandai dibidangnya
Berapapun aku merasa sangat kecil dan terlihat bodoh diantara mereka
Aku selalu berusaha untuk menumbuhkan semangat
dalam setiap langkah dan laku jasad ini
Bahwa suatu saat nanti aku mampu menjadi diriku sendiri
dengan sejuta anugerah yang telah Engkau berikan
agar aku menjadi subjek penebar inspirasi di jalan Mu

Aku tahu, tidak perlu menjadi orang lain untuk menjadi hebat
Karena yang luar biasa bukan karena dianggap luar biasa oleh berjuta pasang mata
Yang luar biasa dan hebat itu, ialah dia yang mampu mengubah potensi sekecil apapun dalam dirinya menjadi penuh manfaat