Ketika rintik-rintik mawar itu jatuh mengguyur kelembutan hati
Disana tetap kokoh bersemayam sebuah asa pada sesosok makhluk nan indah
Tak hanya indah dimata
Namun juga terasa hangat saat melantunkan lembut namanya dikedalaman jiwa
Seperti merpati putih terbang membelah sang surya
Nama itu mengebaskan sayapnya dalam ruang kalbu
Jika tiada lembayung yang membayang akan beratnya beban
Aku akan terus menyanggupi naluri ini untuk merusak sang suci
Namun haru itu menyergap kala aku teringat pada keagungan Raja Diraja
Seperti berhiaskan lumpur yang pekat
Aku membisu dalam suasana kalbu yang tak tentu
Akan ku bawa kemana segala asa yang ada
Kini hanya hampa dalam semu aura yang menghantam fakta
Bahwa dunia tak seindah alam dalam khayal fatamorgana





