S e b u a h R e f l e k s i ( ? )





Hujan tidak jatuh untuk membasuh waktu
Layaknya ia menghapus jejak kaki pada pasir pantai
Ia datang bergemuruh membanjiri ruang jalan
Sampai tiba pada padang peraduan; 
Menyisakan kenang waktu yang berlalu


Kawan..
Waktu terkikis menyisihkan harapan
Dan kamu datang memenuhi seruan angin rindu
Menggilir renyuh hujan menjauh
Menggigit sepi sunyi malam hari
Dan terdengar sayup sayap turun tersenyum 
Menggugah do'a mengirim deru sayang



Kamu adalah makhluk yang indah
Terpilih sebagai pemakmur kolong langit
Penikmat darah perjuangan
Yang setia pada prinsip dan tak tergoyahkan
Kamu terkunci dalam tanah kebaikan
Yang tidak mengizinkan lalai bersemayam


Bersama jiwa perbaikan, menyeru rindu
Pada ruang hitam tak berbintang
Kau pandang gelap atas awan
Saat detik kemudiam sinar itu meluncur menyeru kebenaran  
Hingga kamu pandang wajah liat tak berumput



Kamu berbuat bukan untuk menjadi yang terhebat
Dan bertumbuh berkembang bukan untuk menjadi yang terbesar
Takdir itu akan membawa setiap jiwa pada kodratnya
Macam kerang kecil kecil tetap terlihat 
Di dalam hati-hati yang terbina
Sembari memupuk kecambah rindu pada-Nya



Kita ini kerang yang terlatih di lautan perjuangan
Berkawankan badai dan ombak
Satu asal meski berbeda rupa, berbeda warna.. 
Kita mungkin satu tujuan
Yang berbeda tempat dan ruang
Karena keimanan itu bukan teori
Ia selalu menuntut praktek pada setiap nafas yang berhembus



Aku mungkin adalah kamu yang memudar 
Terlelap karena lelah raga terlebih jiwa
Tersesat-sedat
Memilih sejenak memetik tuas rem 
Mengakhiri rindu menuju pada semu
Mendikte klausa esok hari
Meski histori belum tersentuh pena malu



Karung candu itu 
Ambil satu untuk mu
Peluk erat bagai esok tiada hari
Dan habiskan malam rindu bersamanya
Agar aku tahu kamu berbeda
Dan agar aku tahu istiqomah itu ada
Hingga kelak aku paham, bahwa  jalan tak berkarat itu butuh asahan
Dan dapat berterima pada kabar, bahwa bersama itu lama



Titik kumpul ini menjadi saksi
Penambah berat sisi kanan dari kiri
Andai kamu bisa merelakan luka
Mungkin akan tercurah ruam pinta
Seperti sajak ini tak bersesuai makna
Semisal putih susu menyesap pahit Arabika



Andai kamu tahu, 
Manusia itu ada yang bercocok congkak
Di tanah kerinduan
Menggunakan bantuan cakar elang
Berbuah manis dipenglihatan
Semoga kamu terjaga
Agar tak terkulai pada bias temaram
Semoga kamu menjaga
Agar tetap suci niatan
Tapi aku tahu kamu berbeda
Sinyal itu membisik di telinga
Yang sepatutnya kita pahami, tetes air mata dini hari pasti jadi janji 
Yang akan tunai bila telah masanya


E  s  o  k  ,
Mega cahaya kan menggelora 
Sampai pada takdirnya 
Meski dunia telah berbeda  rupa
Dan kebersamaan kita akan berbuah rasa
Yang tak bisa dijabar frasa
Ia menghunus dalam mengangkasa..