Kiasan



Jika aku yang menyinari bulan maka akulah bintang
Namun bintanglah yang menyinari bulan, maka aku bukan siapa-siapa disini
Kemudian aku melihat diufuk seonggok daging yang kian membusuk
Menusuk hati setiap yang melihatnya
Tak rela jika ia disebut sebagai insan
Adakah yang lebih suci dari sang bintang?
Mengapa kehadiranku rasanya lalu tergerus dengan raflesia
Membuat mawar seolah tak ada hebatnya

Kian mendalam hujatan itu duniaku lontarkan pada raflesia
Membusuk saja sana
Jadilah malaikat bagi budakmu
Aku seperti malaikat yang mengutuk setiap lakumu
Menggilas tiap jengkal langkahmu

Penjara itu kian membara dalam lahap api
Seberapa dingin api itu?
Aku berwajah kelam saat mengingat raflesia
Seakan mengenyahkan segala ajar budi pekerti dari pahlawan tanpa tanda jasa
Memang harus seperti apa lagi?
Inilah dunia, penuh dengan hasut syaitan yang menjerumuskan

Jangan!
Jangan! biarkan tangan-tangan penuh dosa itu menggenggamku
Aku harus bersuci meghadap Alloh
Aku tak rela sebongkah daging itu menjadi kelabu
Jadilah putih, suci, bersih
Lalu antarkan jiwaku dalam kedamaian menuju Rabb ku

0 komentar: